Hampir Punah, Tari Topeng Menor Subang Diwariskan
Hujan baru saja reda. Jalanan basah.
Udara yang lembap menjejali halaman kantor Radio Benpas, Subang, Jawa
Barat, Rabu malam, 18 Juni 2014. Lima anak menari menggunakan topeng di
atas panggung sederhana. Suara musik gamelan mengiringi gerak gemulai
para penari yang genit dan lincah.
Topeng yang mereka kenakan berwarna putih dengan hiasan melingkar di atas dahi. Di tengahnya terdapat hiasan kembang tiba dan pilis
yang melingkar di pipinya. Kelopak matanya hampir tertutup, sementara
hidungnya sedikit mendongkak dan mulutnya sedikit menganga. Mimiknya
seperti sedang tertawa cengengesan.
Itulah tari topeng pamindo samba yang
ditarikan pada kesempatan pertama dalam pagelaran pewarisan seni
tradisional topeng menor. Tari topeng menor itu diwariskan kepada
sebelas anak di Sanggar Tari Topeng Menor.
Prosesi pewarisan seni tradisional ini
diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui
Balai Pengelolaan Taman Budaya.
Menor sendiri adalah nama lain Carini,
dalang topeng berdarah Cirebon yang tinggal di Dusun Babakan Bandung,
Desa Jati, Kecamatan Cipunegara, Kabupaten Subang. Dia berharap, dengan
pewarisan ini, seni tradisional topeng menor bisa terus berlanjut dan
hidup di tengah-tengah masyarakat. “Apalagi yang darah daging saya ada
dua orang, Arina Agustin dan Sunarto, ” kata Carini kepada Tempo.
Kurator seni, Suhendi Afryanto,
mengatakan dia sangat khawatir jika tradisi seni yang pelakunya sudah
lanjut usia tidak diwariskan. Topeng menor ini mungkin suatu saat akan
hilang. “Seperti topeng panji yang sudah tidak bisa lagi ditarikan,
karena dalang topengnya sudah lupa, niyaganya juga tak lagi menguasai
lagu pengiringnya,” katanya.
Pewarisan ini dilakukan untuk
menyelamatkan seni tradisional topeng menor. Nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya harus bisa diapresiasi kembali. “Karena masyarakat kini
sudah mulai meninggalkan kecintaannya terhadap seni tari topeng,
khususnya topeng menor,” kata Suhendi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa
Barat Nunung Sobari berharap tradisi topeng menor ini dapat diteruskan
oleh pewaris-pewarisnya. Pewarisan ini dapat melahirkan seniman-seniman
muda yang dapat melestarikan seni tradisional. “Melalui kegiatan ini,
anak-anak muda dapat mengenali berbagai seni tradisional yang ada,” ujar
Nunung. (Tempo)
Sumber