Oleh: Zaenal Muttaqin
Pantura - Kamis, 17 Juli 2014 | 21:02 WIB
inilah.com/Bambang Prasethyo
"Kalau jalur itu dipaksakan dipakai ya pasti rusak. Yang rugi ya kita selaku pemerintah daerah," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, Abdurakhman kepada INILAH.COM, Minggu (17/7/2014).
Imbauan ini sudah disampaikan pula ke petugas lalu lintas. Untuk sementara, jalan itu jangan digunakan sebagai jalur alternatif para pemudik.
Namun, jika kondisinya darurat, dia memperbolehkan jalur itu digunakan. Namun untuk kendaraan besar dengan tonase berat seperti bus dan truk, tidak boleh menggunakan jalur tersebut.
Kabid Bina Marga Kabupaten Subang Andri Priatna mengaku, perbaikan jalan tersebut hingga kini masih berlangsung. "Dimungkinkan sampai hari lebaran pengerjaan itu rampung sebelah," paparnya.
Sementara itu, Ali Sodikin, salah seorang warga Subang yang mondar-mandir menggunakan jalan itu menyayangkan kebijakan pemerintah tersebut. Jalan itu, sambung dia, sudah tiap tahun digunakan para pemudik terutama jika macet di Jalur pantura maupaun jalur tengah Subang.
"Kenapa dilarang? sudah tau mau lebaran, jalan baru diperbaiki. Kenapa tidak jauh-jauh hari," paparnya. [rni]