Gembyung berasal dari dua suku kata
yakni gem dan yung. Gem berasal dari kata ageman yang artinya ajaran,
pedoman, atau paham yang dianut oleh manusia. Suku kata byung berasal
dari kata kabiruyungan yang artinya kepastian untuk dilaksanakan.
Gembyung memiliki nilai-nilai keteladanan untuk dijadikan pedoman hidup.
Kesenian ini pertama kali berkembang pada masa penyebaran agama Islam,
pada saat itu gembyung dimainkan oleh para santri pesantren dengan
bimbingan sesepuh pesantren.
Gembyung merupakan kesenian tradisional
yang menggunakan genjring sebagai alat musik utama. Pada saat pementasan
kesenian ini selalu menampilkan alunan musik tradisional, mengandung
unsur yang dianggap sakral. Hal ini tetap dipegang teguh oleh para
seniman gembyung, untuk menjaga keaslian seni tradisi warisan leluhur
ini.
Gembyung terdiri dari beberapa unsur
yaitu waditra, pangrawit atau pemain alat musik, juru kawih, penari, dan
busana. Waditra yang dipakai adalah genjring kemprang, genjring
kempring, genjring gembrung, gendang, dan kecrek.
Nayaga atau pemain alat musik, terdiri
dari lima orang. pada saat pementasan biasanya nayaga mengambil posisi
duduk atau bersila.
Juru kawih gembyung biasanya laki-laki
atau seorang dari yang memainkan genjring. Sehingga selain menggunakan
genjring, juru kawih juga melantunkan lagu. Lagu yang dilantunkan juru
kawih biasanya lagu berbahasa Sunda buhun, hal tersebut dapat didengar
dari syair lagu yang kurang dipahami. Beberapa buah lagu buhun yang
dinyanyikan oleh juru kawih antara lain ya bismillah, raja sirai, siuh,
rincik manic, engko, dan geboy.
Penari. Penari gembyung biasanya seorang
anak laki-laki atau bisa juga dari penonton yang sangat menyukai seni
gembyung. Sehingga antara penari dengan penonton bisa melakukan tarian
bersama-sama. Tarian gembyung mempunyai kekhasan antara lain gerakan
atri dilakukan secara pelan, sesuai irama gembyung, dan penari biasanya
sangat menikmati irama tarian ini. Ada juga penari yang seperti
kerasukan dengan mata terpejam, pada saat alunan musik berhenti, penari
seperti baru tersadar.
Busana, yang dipakai oleh pemain
biasanya mengenakan pakaian tradisional Sunda seperti iket, kampret, dan
celana pangsi. Sedangkan busana penari selain mengenakan pakaian
tersebut juga memakai selendang. (
)