Pagi itu (14/11/2013), Suharsa baru
saja selesai menjual kepiting hasil tangkapannya. Meski tidak terlalu
banyak, ia tetap bersyukur, setidaknya itu bisa membuat dapurnya tetap
ngebul hari itu. Kepiting-kepiting yang ia jual hari itu adalah hasil
perangkap yang ia pasang sore sebelumnya di teluk Sidaon, perairan
Cirewang.
Di teluk Sidaon kepiting cukup melimpah,
karena di sana pantainya masih ditumbuhi pohon bakau yang cukup rapat.
Selain itu perairan ini cukup tenang karena terhalang oleh tanjung
Cirewang.
Bagi banyak orang nama Cirewang atau
teluk Sidaon mungkin terdengar asing, kecuali bagi para pehobi mancing
yang telah menjadikan Cirewang sebagai spot mancing favorit di pantura
Subang. Namun beberapa bulan belakangan ini Cirewang yang hanya dihuni
oleh 32 kepala keluarga ini semakin menggeliat, sejak ditetapkan menjadi
salah satu tujuan wisata pantai di utara Subang pertengahan 2013 lalu.
Pantai tanjung Cirewang merupakan daya
tarik utama dari lokasi wisata ini. Ketika Pantai Pondok Bali dan
Patimban terus tergerus abrasi, Cirewang seakan memberikan harapan baru
bagi masyarakat Subang yang ingin menikmati keindahan pantai berpasir
dan berenang di pantai dengan aman.
Tanjung Cirewang sebenarnya merupakan
tanah timbul yang mulai terbentuk sekitar 13 tahun yang lalu. Tanah
berpasir seluas hampir sekitar 500m2 ini memanjang lebih dari 1 km dari
timur ke barat. Tanah Timbul ini seakan menjadi penghalang alami kampung
Cirewang dari hempasan langsung ombak laut utara.
“Tanah ini mulai ada sekitar tahun
2000-an, dulu mah ini juga laut, perahu bisa lewat sini. Waktu itu malah
lebih luas tanahnya, ini malah sudah sedikit berkurang” Suharsa
menjelaskan.
Mungkin proses terbentuknya tanah timbul
yang begitu cepat inilah yang menjadi inispirasi sehingga pantai ini
belakangan dinamakan Pantai Cipta Semalam.
Untuk menuju pantai Cipta Semalam
pengunjung harus menaiki perahu nelayan melewati sungai sekitar 1 km di
tengah hutan mangrove. Hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi
para wisatawan yang berkunjung ke sana. Harga jasa perahu nelayan
tersebut dari mulai tempat parkir di kampung Cirewang sampai ke pantai
Cipta Semalam sebesar Rp.15.000,- per orang
“Inilah yang membuat lokasi wisata
Cirewang unik. Untuk menuju ke pantai, pengunjungnya harus naik perahu
terlebih dahulu melewati hutan bakau, mana ada ditempat lain” kata
Suharsa antusias menjelaskan ketika mengantar kotasubang.com ke pantai Cirewang.
Selain menangkap kepiting kini Suharsa
mempunyai kegiatan lain, yaitu mengantarjemput para wisatawan yang
berkunjung kesana. Hal ini tentunya menambah pundi-pundi keuangan bagi
keluarganya.
“Sekarang kalau siang saya kadang suka
antar jemput pengunjung yang kesini, lumayan lah, dulu kalau siang
biasanya saya mancing ke tengah laut,” Ungkapnya.
Menurut Suharsa, sekarang sudah mulai
banyak orang yang mengenal pantai Cirewang, bahkan dari luar Subang.
Bahkan katanya ketika libur lebaran kemarin, ribuan orang telah
mengunjungi lokasi wisata pantai ini.
“Waktu lebaran mah, pengunjung ramai banget, sampai ngantri di dermaga,” Suharsa menambahkan.
Warga kampung Cirewang berharap akses
jalan menuju kampung mereka segera diperbaiki sehingga makin banyak
pengunjung yang datang ke sana.
Untuk menuju pantai Cirewang dari
perempatan Pamanukan arahkan kendaraaan Anda menuju arah utara. Jarak
dari Pamanukan ke Cirewang sekitar 13 Km. Cirewang secara administratif
masuk ke wilayah Desa Pangarengan, Kecamatan Legon Kulon, Kabupaten
Subang.