Jam sudah menunjukkan pukul 13.00, tak
seperti biasanya yang selalu terik, siang itu (14/10/2013) cuaca
pantura Subang cukup bersahabat. Semilir angin pantai Patimban,
Pusakanagara membawa aroma ikan bakar yang dipanggang di warung-warung
makan yang berjajar di sepanjang pantai, mengundang siapapun untuk ikut
menjajal rasanya.
“Sini dek, etongnya masih seger-seger,” teriak Warsa, seorang pejual ikan bakar di sana.
Ya, etong bakar merupakan menu favorit
di Patimban. Menurut Warsa, dibanding jenis ikan lain, etong paling
sering dipesan oleh pengunjung.
“Sebenarnya banyak ikan yang biasa
dibakar, ada udang, cumi, ikan sembilang, kakap, bawal…, tapi yang
banyak dipesan ikan etong”, ungkap Warsa.
Biasanya Warsa lebih banyak menyimpan
stok ikan etong di warungnya. Jika ada pengunjung yang menginginkan ikan
jenis lain yang jarang dipesan, biasanya Warsa mendadak membelinya di
Tempat Pelelangan Ikan Trungtum yang berjarak sekitar 20 menit
perjalanan dari warungnya.
Warsa sudah 7 tahun berjualan di
Patimban. Saat itu pantai yang juga dikenal dengan nama pantai Kalapaan
mulai dikenal warga seiring mulai redupnya pamor Pondok Bali akibat
tergerus abrasi.
“Dulu waktu pertama saya jualan di sini
pantainya bagus, pengunjung bisa langsung main pasir dan mandi di laut,
ga ada batu-batu (penahan abrasi) itu, “kata Warsa.
Ketika itu Warsa memiliki jasa penyewaan
ban untuk mandi pengunjung. Pengasilannya dari penyewaan ban tersebut
cukup lumayan. Namun sayang itu tak berlangsung lama, ternyata abrasi
juga mengancam Patimban, hingga setahun kemudian batu-batu penahan
gelombang mulai dipasang di sepanjang pantai Patimban.
Sekarang para pengunjung yang berwisata
ke Patimban lebih banyak untuk berwisata kuliner. Menikmati ikan bakar
dipinggir Pantai, atau kalau cuaca mulai teduh pengunjung sekedar
duduk-duduk di batuan penahan abrasi.
Namun Warsa punya sedikit harapan ketika
2011 lalu sebuah pengembang berencana membangun pantai patimban menjadi
Kawasan Wisata Bahari Grand Patimban dan di saat bersamaan pemerintah
pusat juga berencana membangun pelabuhan peti kemas penyangga pelabuhan
Internasional Tanjung Priuk di Patimban.
“Nanti disini akan dibangun tempat wisata mirip Ancol, kalau lihat gambarnya (cetak biru) bagus banget,” Ujar Warsa antusias.
“Nah, kalau sebelah sana itu lagi
dibangun Pelabuhan Peti Kemas Internasional. Ya, mungkin 2015 sudah
selesai semua lah,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan kotasubang.com,
dilokasi tersebut memang tampak para pekerja sedang membangun dermaga
untuk pelabuhan, konstrukti bangunan sudah tampak hingga 400 meter ke
lepas pantai. Namun untuk pengembangan lokasi Grand Wisata Patimban
belum tampak pembangunan yang berarti.
Kepala Dinas Tata Ruang, Pemukiman dan
Kebersihan (Tarkimsih) Sumasna, membenarkan adanya kedua proyek
tersebut. Ia mengatakan pembangunan pelabuhan merupakan proyek
pemerintah pusat melalui Departemen Perhubungan, sedangkan untuk proyek
pembangunan wisata Patimban, pihaknya belum melihat adanya progress
pembangunan. Bahkan menurutnya ijin investasi PT Bima Eka Jaya selaku
pengembang kawasan wisata sudah habis dua bulan yang lalu.
Semoga warga Patimban yang sudah terlanjur diberi mimpi, tidak hanya menjadi harapan kosong.
Galeri Lainya
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapus