Kamis, 3 Juli 2014 00:22 WIB
SUBANG,(GM).-
Camat
Subang, H. Tatang Supriyatna, S.I.P. mengakui hampir di delapan wilayah
kelurahan yang ada di wilayah kerjanya terdapat rumah tidak layak huni.
Jumlah rumah tak layak huni, sekaligus tergolong rumah tangga miskin
ini diperkirakan tinggal 10 persen dari total penduduk Kec. Subang yang
mencapai 109 ribu jiwa.
“Kita tidak menutup mata, sebagaimana yang diberitakan ada kawasan kumuh. Hanya saja kekumuhannya masih bisa diatur dan tinggal dinas terkait ikut merapikan. Seperti rumah tidak layak huni, data sementara sebanyak 202 unit,” kata Tatang saat ditemui usai memberi keterangan kepada tim penilaian sinergi kinerja kecamatan dalam menunjang akselerasi pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat 2015, Rabu (2/7) di Aula Kecamatan, Jln. Mayjen Sutoyo, Subang.
Diakuinya, penanggulangan kemiskinan tidak lepas dari peningkatan IPM, terutama bidang pendidikan dan kesehatan. “Ternyata kecamatan Subang selama tahun-tahun sebelumnya berhasil meningkatkan capaian IPM 76,23 atau capaian indeks IPM Kab. Subang sebesar 71,8 di bidang pembangunan,” kata Tatang.
Sedangkan kontribusi signifikan capaian indeks kesehatan IPM Kec. Subang sebesar 74,27 mendekati indeks kabupaten 74,34. Berbeda dengan pendidikan yang melebihi indeks kabupaten atau hanya 77,86, sementara kecamatan mencapai 83,70. “Kita akui masih lemah di bidang ekonomi dan diharapkan kontribusi alokasi anggaran Pemerintah Provinsi Jabar bagi kecamatan lebih diperhatikan lagi,” harap Tatang.
Optimistis
Bupati Subang, H. Ojang Sohandi yang hadir dalam acara tersebut optimistis, Kec. Subang yang menjadi juara di tingkat Kabupten Subang mampu bersaing dengan kecamatan lain di Jawa Barat.
“Dengan digulirkannya program pembangunan yang pro rakyat, Gerakan Pembangunan untuk Rakyat (Gapura) Infrastruktur Berkelanjutan (Intan), Ekonomi Kemasyarakatan (Emas), dan Pendidikan untuk Rakyat (Perak), IPM Kec. Subang naik, karena sudah bisa melaksanakan semuanya,” katanya.
Hanya saja tantangan ke depan cukup besar, yaitu terkait akses jalan keluar-masuk Tol Cipali yang direncanakan rampung akhir 2015. “Untuk itu perlu penataan yang bersinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Beberapa konsep penataan perkotaan sedang dilaksanakan,” jelas Ojang.
Sumber Berita
“Kita tidak menutup mata, sebagaimana yang diberitakan ada kawasan kumuh. Hanya saja kekumuhannya masih bisa diatur dan tinggal dinas terkait ikut merapikan. Seperti rumah tidak layak huni, data sementara sebanyak 202 unit,” kata Tatang saat ditemui usai memberi keterangan kepada tim penilaian sinergi kinerja kecamatan dalam menunjang akselerasi pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat 2015, Rabu (2/7) di Aula Kecamatan, Jln. Mayjen Sutoyo, Subang.
Diakuinya, penanggulangan kemiskinan tidak lepas dari peningkatan IPM, terutama bidang pendidikan dan kesehatan. “Ternyata kecamatan Subang selama tahun-tahun sebelumnya berhasil meningkatkan capaian IPM 76,23 atau capaian indeks IPM Kab. Subang sebesar 71,8 di bidang pembangunan,” kata Tatang.
Sedangkan kontribusi signifikan capaian indeks kesehatan IPM Kec. Subang sebesar 74,27 mendekati indeks kabupaten 74,34. Berbeda dengan pendidikan yang melebihi indeks kabupaten atau hanya 77,86, sementara kecamatan mencapai 83,70. “Kita akui masih lemah di bidang ekonomi dan diharapkan kontribusi alokasi anggaran Pemerintah Provinsi Jabar bagi kecamatan lebih diperhatikan lagi,” harap Tatang.
Optimistis
Bupati Subang, H. Ojang Sohandi yang hadir dalam acara tersebut optimistis, Kec. Subang yang menjadi juara di tingkat Kabupten Subang mampu bersaing dengan kecamatan lain di Jawa Barat.
“Dengan digulirkannya program pembangunan yang pro rakyat, Gerakan Pembangunan untuk Rakyat (Gapura) Infrastruktur Berkelanjutan (Intan), Ekonomi Kemasyarakatan (Emas), dan Pendidikan untuk Rakyat (Perak), IPM Kec. Subang naik, karena sudah bisa melaksanakan semuanya,” katanya.
Hanya saja tantangan ke depan cukup besar, yaitu terkait akses jalan keluar-masuk Tol Cipali yang direncanakan rampung akhir 2015. “Untuk itu perlu penataan yang bersinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Beberapa konsep penataan perkotaan sedang dilaksanakan,” jelas Ojang.