Rabu, 22 Oktober 2014

Kemarau Panjang, Petani Subang Alih Profesi Jadi Pembuat Batu Bata

Posted on by in , , with 0 Comments

IMG-20140908-00539
SUBANG,TVBERITA.COM- Ibarat sebuah pepatah, Tak Ada Rotan, Akarpun Jadi. Pepatah itu nampaknya dimanfaatkan betul oleh sejumlah petani di wilayah pantura Subang yang saat ini tengah dilanda kekeringan hebat akibat kemarau panjang.
 
Ribuan hektar lahan sawah di kawasan Pantura Subang akibat kemarau panjang saat ini tidak bisa digarap untuk ditanami padi karena minimnya pasokan air dan hampir seluruh irigasi mengering.
Seperti halnya para petani di desa Rancadaka Kecamatan Pusakanegara yang hampir 90 hektar areal sawah di desa tersebut tak bisa ditanami kini para petani beralih profesi menjadi pembuat batu bata merah.
Rosman salah seorang petani Desa Rancadaka mengaku, “Sejumlah petani memang tidak menyikapi kekeringan dengan kepasrahan. Mereka mulai beralih menjadi pembuat batu bata merah menyusul lahan pertaniannya yang tidak bisa lagi ditanami akibat kekeringan,” ungkapnya kepada Koran Berita (Group TVBerita.com) Senin sore (20/10).
petani pantura pusakanegara dan Pamanukan jadi pencitak bata akibat Kekeringan
petani pantura pusakanegara dan Pamanukan jadi pencitak bata akibat Kekeringan
Menurut Rosman, dirinya bersamaa rekannya yang berjumlah 10 orang, mampu memproduksi 35 hingga 45 ribu bata merah setiap bulan, per seribu bata merah kita jual dengan harga Rp 650 ribu.
“Praktis dengan beralih menjadi pembuat bata merah ini, tiap bulannya mampu meraup keuntungan 2 hingga Rp 3 juta perbulan per orang.” katanya.
Camat Pusakanegara Hj Ela Nurlaela, membenarkan di wilayahnya saat ini para petani banyak yang melakukan aktivitas membuat batu bata. “hampir 75 persen areal pesawahan di kecamatan Pusakanegara mengalami kekeringan hebat, terutama di desa Rancadaka dan Patimban, dua desa tersebut hampir seratus persen lahan sawahnya mengalami kekeringan dan tak bisa ditanami akibat minimnya air,” ungkapnya.
“Memang ini menjadi persoalan yang masih belum bisa kita cari solusinya. Namun dengan adanya alih profesi ini bisa kita jadikan solusi yang tepat dalam mata pencaharian saat kemarau walaupun sawah tidak bisa digarap, para petani di kecamatan Pusakanegara tidak pasrah dan menyerah begitu saja untuk berusaha, mereka bisa merubah lahan sawah yang kering untuk membuat batu bata merah yang hasilnya juga lumayan,” katanya
“Mudah-mudahan dengan beralih profesi para petani masih bisa menghidupi keluarga dan tidak kehilangan mata pencaharian walaupun sawah mereka tidak bisa ditanami,” pungkasnya.
(ahy)
[tvberita]
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar