Senin, 01 September 2014

Ojang: Tugu Gapura, Ikon Subang

E==============Tugu Gapura di pintu masuk Pemkab Subang
SUBANG,TVBERITA.COM- Bupati Subang, Ojang Sohandi mengatakan, dengan dibangunnya gerbang Gapura di semua institusi pemerintahan, merupakan ikon dari implementasi Program Gerakan Pembangunan untuk Rakyata (Gapura).
“Semua kantor pemerintahan yang berada di Kabupaten Subang wajib menggunakan gerbang Gapura, karena itu ikon program kita (Gapura, red). Bahkan di setiap desa sudah kita anggarkan Rp50 juta untuk membuat gerbang gapura,” ujar Ojang kepada KORAN BERITA (Group TVBerita.com), Minggu (31/8).
Ia mengatakan, pembangunan gerbang Gapura tersebut, bisa di artikan dalam simbol kebersamaan dan keseragaman yang harus diangkat. “Karena ada beberapa desa yang sampai puluhan tahun tidak membangun. Tapi dengan dianggarakannya untuk pembangunan gapura itu, merupakan implementasi dari sebuah keseragaman,” tuturnya.
Menurutnya, aset terbesar dalam sebuah organisasi bisa diukur dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliknya. Maka dari itu untuk meningkatkan SDM tersebut dibuatlah ikon Kabupaten Subang yakni Gapura. Dengan program tersebut, lanjut Ojang, diharapkan kedepannya semua masyarakat bisa lebih kompak dalam segala hal untuk membuat Subang menjadi Kabupaten yang menjadi contoh pembangunan bagi kabupaten lainnya.
“Inspirasi tugu Gapura itu saya dapat setelah melihat tugu warisan jaman P & T-Land (Pamanoekan & Tjiasem-Land, red) di Big House, bentuk gapuranya berbeda dengan yang lain dan itu simbol satu-satunya Kabupaten Subang yang tersisa,” jelas Ojang.
Tugu gapura yang memiliki tiga tahap tersebut merupakan simbol Kabupaten Subang yang memiliki lautan, pegunungan dan daratan dan yang bagian paling atas merupakan simbol padi yang merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Subang. “Tugu gapura itu memiliki tiga tahap dan tahap ketiga ada simbol padinya. Kenapa simbol padi, karena Subang merupakan lumbung padi nasional,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dibawah kepemimpinan Bupati Subang, Ojang Sohandi meluncurkan beberapa program unggulan, salah satunya program Gerakan Pembangunan Untuk Rakyat (Gapura) dan untuk mendukung program tersebut setiap kantor pemerintahan baik desa, kecamatan dan dinas di Kabupaten Subang diwajibkan untuk dibagun gerbang Gapura disetiap pintu masuknya.
Diantara Program Gapura adalah Gapura Permata (Pemerintah bermartabat), Gapura Intan (Infrastruktur Berkelanjutan), Gapura Emas (Ekonomi Masyarakat), Gapura Perak (Pendidikan untuk Rakyat) dan Gapura Serasi (Sehat, rapih, bersih dan Indah).
(ade)

Kemarau, 60 Persen Sawah di Subang Tak Bisa Digarap


kemarau di subang

SUBANG,TVBERITA.COM- Sekitar 60 persen dari 10 ribu hektar areal sawah tersebar di empat kecamatan yang ada di wilayah Pantura Kabupaten Subang belum bisa ditanami. Pasalnya, aliran air dari saluran irigasi sudah minim, hanya sebagian kecil sawah yang masih bisa terairi.
Sedangkan areal sawah sudah mengering tak terjangkau air cukup luas, dan sudah tak memungkinkan untuk bisa ditanami. Berdasarkan informasi yang diterima TVBerita.com, areal sawah yang dilanda kekeringan tersebar di sejumlah desa di empat kecamatan, yaitu Pamanukan, Pusakanegara, Pusakajaya, dan Legonkulon.
Padahal areal sawah di empat kecamatan memiliki jaringan irigasi teknis. Namun hanya sebagian kecil yang masih bisa terjangkau air itupun pasokannya bergantian. “Di daerah saya, Pusakanagara luas lahan sawah totalnya mencapai 3.060 hektar, saat ini yang sudah ditanami musim gadu 1 baru 40 persen, itupun setengahnya terancam kekeringan. Soalnya pasokan air dari irigasi sudah minim,” kata Camat Pusakanagara Ela Nurlela.
Dia mengatakan pasokan air dari saluran sekunder di Bugis, ke saluran irigasi sub sekunder di daerahnya sudah minim. Malahan saat ini sudah dilakukan bergiliran, hanya kebagian empat hari sekali per sepuluh hari. “Kalau pas giliran air memang ada tapi kecil, jadi tak semua lahan sawah disini bisa dijangkau air irigasi,” ujarnya.
Dia mengatakan luas areal sawah yang bisa ditanami hanya tinggal 1.200 hektare, sedangkan sisanya sekitar 2.140 hektar lagi sudah tak memungkinkan bisa ditanami. Namun demikian banyak petani yang lahannya tak mendapatkan pasokan air sudah ada yang mengolah lahan maupun menebar benih.
“Mereka belum tanam masih menunggu perkembangan, tapi kemungkinan besar tak akan bisa tanam. Memang ada sebagian kecil yang masih dapat air tapi itupun menggunakan pompa ngambil air dari sungai,” ujarnya.
(net/egy)
tvberita