Senin, 27 Oktober 2014

Tarian Singa Badong Subang Meriahkan Kemilau Nusantara di Bandung

26 oktober 2014
Gelaran Kemilau Nusantara 2014 berlangsung meriah, Minggu (26/10/2014) di Bandung. Puluhan kontingen kesenian dari berbagai wilayah Indonesia menunjukkan penampilan terbaiknya, tak ketinggalan kontingen Kabupaten Subang.
Kali ini Kabupaten Subang yang diwakili oleh Sanggar Seni Ringkang Nonoman, Cigadung mempersembahkan pertunjukkan yang tidak biasa. Mereka membawakan tarian Singa Badong untuk kegiatan karnaval tahunan kali ini. Topeng singa raksasa yang dipakai 5 orang penari pria diiringi oleh gamelan yang dipadukan dengan dog-dog dan tarompet. Dibelakangnya para penari wanita mengiringi tarian Singa Badong ini.
Tarian kreasi baru ini mendapat sambutan yang baik dari warga masyarakat yang menyemut di sepanjang jalur karnaval dari Pusdai hingga gedung sate.
 
Tari Singa Badong wakili Subang di Kemilau Nusantara 2014
Tari Singa Badong wakili Subang di Kemilau Nusantara 2014
[]

Sambut 1 Muharram, Kampung Adat Banceuy Gelar Hajat Lembur

25 Oktober 2014
Menjelang pergantian tahun baru Islam 1 Muharram 1436 H, masyarakat kampung adat Nagara Banceuy, Desa Sanca, Kecamatan Ciater menggelar hajat lembur ruwatan bumi. Tahun ini ruwatan bumi diadakan pada 22 dan 23 Oktober 2014  yang lalu.
Hari pertama ruwatan bumi diisi dengan berbagai persiapan ritual seperti penyembelihan kerbau, pemasangan sawen (janur kuning), pembuatan pintu hek dan berbagai persiapan lainnya. Pada malam harinya digelar berbagai penampilan kesenian buhun seperti gembyung dan tarawangsa. (baca juga : Kampung Adat Banceuy, Gelar Ruwatan Bumi)
Menurut Odang, pemuda kampung yang juga panitia, mengungkapkan, acara ini digelar rutin setiap tahun sebagai ungkapan syukur kepada yang maha kuasa sekaligus menyambut tahun baru Islam.
Ngarak Dewi Sri. Salah satu ritual ruwat bumi adat Banceuy (23/10/2014)
Ngarak Dewi Sri. Salah satu ritual ruwat bumi adat Banceuy (23/10/2014)
“Acara ini digelar 2 hari 2 malam pada selasa dan rabu terakhir menjelang 1 Muharam, selain dilakukan ritual adat setiap malam ada pertunjukan kesenian tradisional seperti gembyung tarawangsa dan wayang golek,” kata Odang kepada kotasubang.com (23/10/2014) lalu.
Pemangku adat Banceuy, Abah Karman  juga mengatakan selain sebagai ungkapan syukur warga adat Banceuy, acara ini juga sekaligus penolak bala bagi masyarakat Banceuy ke depan. (baca juga : Ritual Ruwatan Bumi di Banceuy)
“Dalam rangkaian acara ini diisi dengan ziarah ke makam-makam leluhur adat, yang dahulu membuka kampung ini,” ungkap Karman.
Acara inti ruwatan bumi adalah helaran ngarak panganten Dewi Sri mengelilingi kampung dan singgah di makam-makam leluhur kampung. Simbol Dewi Sri dibuat menggunakan ikatan padi yang dipakaikan baju layaknya sepasang pengantin. Selain Simbol Dewi Sri dalam helaran juga turut diarak saung sangar, berupa empat ikatan padi yang diusung. Turut pula penabuh gembyung, kuda kosong (kuda yang tidak ditunggangi) dan beberapa dongdang (usungan bambu yang dihias hasil bumi). Upacara adat ini selalu digelar oleh masyarakat Banceuy sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.
[kotasubang]

Ribuan Warga Tumpah Ruah Mengikuti Ruat Laut Blanakan

 

KOTASUBANG.com, Blanakan – Ribuan warga Blanakan dan sekitarnya tumpah ruah di pelabuhan Blanakan mengikuti acara puncak ruat laut ke-47, Minggu pagi (26/10/2014). Puncak acara berupa pelepasan dongdang, miniatur perahu berisi aneka makanan tradisional serta kepala dan darah kerbau, di perairan laut Jawa.

Acara yang dimulai sekitar pukul 07.30 dengan melakukan ritual di depan dongdang. Kemudian perahu pengangkut dongdang meluncur menyusuri Sungai Blanakan menuju perairan Laut Jawa diikuti seratus lebih perahu lain yang telah dihias dengan berbagai jajanan pasar.
Sekitar satu kilometer selepas muara Blanakan, dongdang dilepaskan. Ratusan nelayan yang menumpang perahu-perahu pun terjun dan berenang untuk memperebutkan isi dongdang. Mereka percaya bahwa darah kerbau serta barang-barangyang ada di dongdang membawa berkah bagi usaha melautnya.
ruat laut blanakan subang
Ritual di depan dongdang sebelum dilarung
ruat laut blanakan
Pemimpin ritual upacara ruat laut
subang blanakan
Ratusan perahu nelayan mengikuti larung sesaji di laut jawa dalam ruat laut Blanakan
ruatan laut subang
Sesajen berupa dongdang, kepala dan darah kerbau siap dilarung ke laut
blanakan ruat laut
Nelayan memperebutkan dongdang yang dilarung
ruwat laut subang
Perahu-perhu nelayan kembali ke pelabuhan setelah larung sesaji

Jumat, 24 Oktober 2014

Ajak Para Kiai dan Santri Tolak Keberadaan Isis

      
YUSUF ADJI/"PRLM"
YUSUF ADJI/"PRLM"
KAPOLDA Jabar Mochamad Iriawan didampingi Kapolres Subang Harry Kurniawan menyerahkan bantuan kepada Pimpinan Pontren Al-Ishlah Jatireja KEcamatan Compreng Kabupaten Subang, Kamis (23/10/2014).*

SUBANG, (PRLM).- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Mochamad Iriawan mengajak para kiai, santri, aparat desa dan masyarakat di Kecamatan Compreng Kabupaten Subang untuk sama-sama menolak keberadaan ISIS. Selain gerakannya sudah dilarang pemerintah Indonesia, apa yang dilakukan ISIS juga tak mengandung rahmatan lilalamin, mereka nyata-nyata membunuh sesama umat Islam dengan alasan tak sepaham.
Hal itu dikatakan Kapolda ketika melakukan silaturahmi di Pondok Pesantren Al-Ishlah Jatireja Kecamatan Compreng Kabupaten Subang, Kamis (23/10/2014).
Kapolda datang bersama rombongan pejabat Polda, disertai Kapolres Subang Harry Kurniawan, Kapolsek Compreng Kasidi, diterima langsung pimpinan pontren KH Ushfuri Anshor bersama para santri.
Selain melalukan dialog kapolda juga memberikan bantuan sosial berupa sembako, dan kadedeh kepada anak yatim. Pada kesempatan itu, Kapolda juga menerima sorban bersejarah dari pimpinan pontren, yaitu sorban peninggalan KH Abas pendiri pontren buntet Cirebon yang dipakai waktu perang kemerdekaan di Surabaya.
Kapolda mengatakan kedatanganya dalam rangka silaturahmi kamtibmas, tetapi tak memungkiri kegiatannya juga sebagai upaya menjadikan pontren sebagai basis penolakan ISIS.
"Gerakan kelompok ISIS tak ada kaitannya dengan negeri kita. Tapi mereka berkepentingan ingin ambil simpati masyarakat Indonesia karena penduduk Islamnya paling besar di dunia. Perbuatan kelompok ISIS bertolak belakang dengan ajaran Islam karena mereka bunuh sesama umat islam yang tak sepaham, serta merusak tempat ibadah," katanya.
Ditegaskan Kapolda, keberadaan ISIS harus ditolak, apalagi sudah ada beberapa warga Jabar berangkat ke Irak dan Suriah dengan sejumlah Iming-iming. Perkembangan ISIS di Jabar cukup banyak, tetapi mereka tak melakukan gerakan di Indonesia. Mereka berangkat ke Irak dan Suriah, tetapi perlu diwaspadai apabila mereka pulang.
"Mohon bantuan kiai, santri, kades dan aparat desa karena polisi tak bisa kerja sendiri perlu dukungan. Mari kita sama-sama menolak Isis supaya ajaran dan keberadaannya tak berkembang," ujarnya.
Ajakan kapolda disambut kesiapan para pengurus dan santri pontren Al-Ishlah.
Sementara pimpinan Pontren, Pimpinan menyambut baik kedatangan kapolda bersama rombongan. KH Ushfuri mengatakan gembira dengan kedatangan kapolda dan berharap silaturahmi bisa berlanjut, tidak hanya kali ini.
"Saya tak mimpi bisa ketemu kapolda, tapi kehendak Allah bisa bertemu langsung menjadi kenyataan. Ini kehormatan dan kebanggan, tak bisa diukur apapun," ujarnya.(Yusuf Adji-"PR"/A-88)***
[pikiranrakyat]

Kamis, 23 Oktober 2014

Orang Gila Repotkan Warga Subang

 
Kamis, 23 Oktober 2014 15:07 WIB
 
SUBANG,(GM).-
Keberadaan orang gila (Orgil) di wilayah Kab. Subang kerap terlihat dibeberapa sudut kota. Bahkan di jalur Pantai Utara jumlahnya lebih dari seorang sehingga sangat mengganggu dan perlu segera ditertibkan.
"Rata rata kalau dilihat wajahnya bukan orang sini dan yang membuat miris mereka tidak memakai sehelai kain pun,"kata Ny. Imas asal Pamanukan Subang. Ternyata tidak hanya di daerahnya, di kota Subang pun kerap terlihat jalan-jalan sambil memungut makanan di tempat sampah.
Untuk itulah banyak warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan. "Jangan sampai keberadaannya mengganggu dan membuat takut warga,"ungkap Warlan sambil mengatakan dirinya sempat kaget karena ada orang gila masuk ke halaman rumahnya dan sewaktu disuruh keluar bertahan tetapi diberi nasi dan air gelas baru pergi.
Kepala Satpol PP Kabupaten Subang, Asep Setia Permana yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/10/14) membenarkan bila di wilayah kerjanya sering terlihat orgil.
"Hasil pengamatan kita ternyata banyak yang dibuang ke daerah kita dari luar,"katanya dan pihaknya juga kesulitan untuk tindak lanjut penangannya karena belum memiliki rumah khusus bukan saja orgil tetapi juga gelandangan dan pengemis.
Namun demikian Asep merasa gembira setelah adanya penandatangan kesepahaman antara Gubernur Jawa Barat dan Jawa Tengah guna mengangani pengemis, gelandangan, orang terlantar) PGOT dan Psikotik Jalanan tesebut. Penandatanganan yang dipusatkan di Kabupaten Kuningan dihadiri 18 Bupati/Walikota Jabar-Jateng serta Kadinkes, Kadinsos, dan Kepala Bappeda.
"Saya juga baru kembali dari Kuning dan ternyata hadiri oleh Dirjen Pemerintahan Umum Kemendagri, Ir. Agung Mulyana, beserta Dirjen dari Kementerian Sosial & Kementerian Kesehatan."Jelas Asep dan nantinya penangan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Bagian Sosial.
"Kalau sudah sembuh di RS Jiwa bisa dikembalikan ke keluarganya, sedangkan bila tidak jelas siapa keluarganya akan diberdayakan.
[klikgalamedia]

Siswa KPTH Laksanakan Terbang Jarak Jauh

      

YUSUF ADJI/"PRLM"
YUSUF ADJI/"PRLM"
BEBERAPA penerbang sedang melakukan persiapan untuk terbang Navigasi jarak jauh bagi siswa KTPH angkatan 17 di Skadron 7 Lanud Suryadarma Kalijati Kabupaten Subang, Kamis (23/10/2014). Siswa KTPH bersama rombongan melakukan terbang NJJ dari Lanud Suryadarma ke Lanud Ngurah Rai Bali.*

SUBANG, (PRLM).- Setelah menyelesaikan terbang malam beberapa hari lalu, penerbang siswa Kursus Pengenalan Terbang Helikopter (KPTH) angkatan 17 Skadron Udara 7, Kamis (23/10/2014) melaksanakan terbang Navigasi Jarak Jauh (NJJ) ke Lanud Ngurah Rai Provinsi Bali.
Penerbangan navigasi jarak jauh menggunakan pesawat EC 120 Colibri tersebut merupakan tahap akhir bagi peserta Kursus Pengenalan Terbang Helikopter (KPTH).
Rombongan terbang dari Lanud Suryadarma Kalijati Kabupaten Subang menuju Lanud Ngurah Rai Bali, dipimpin Dan Skadron Udara 7, Letkol Pnb Tubagus Hasan dengan penerbang lainnya, yaitu Mayor Pnb Lucky Idrawan, Mayor Pnb Irdhian Krisnayogi, Kapten Pnb Taufik Hidayat bersama sembilan orang Siswa serta didukung beberapa teknisi.
Tubagus mengatakan pelaksanaan NJJ ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta, dan mempraktekan semua ilmu yang meraka peroleh di Sekbang. Nantinya, apa yang mereka ikuti disini sebagai pengenalan medan sekaligus pengalaman untuk bekal operasi setelah lulus. "Dalam terbang navigasi akan dipelajari bagaimana cuaca, trapic, geografis dan situasi aerodrom yang akan dituju dengan segala aspeknya," katanya.
Menurutnya, Lanud Ngurah Rai lokasinya berada di Bandara Internasional situasinya termasuk jalur sibuk. Namun hal tersebut tidak masalah bagi para siswa. Sebab semuanya sudah dipelajari, dikoordinasikan dengan semua jalur penerbangan serta sudah ada yang ngatur. “Jadi tidak masalah, paling penting semua siswa bisa mempraktekan apa yang diajarkan instruktur dan memahami aturan penerbangan yang berlaku di tiap-tiap pangkalan,” ujarnya.
Tubagus mengatakan pula selama kegiatan KPTH angkatan 17 berlangsung lancar, tidak banyak mengalami hambatan berarti. Beberapa kendala yang dihadapi seperti kesiapan instruktur karena ada sebagian yang harus bertugas standby SAR di beberapa Lanud. Demikian pula dengan kesiapan pesawat untuk latihan terbang siswa KPTH berkurang karena ada yang berada di luar Skadron Udara 7.
"Solusinya sebagian intruktur mengambil dari Lanud Adi Sucipto, dan mengoptimalkan pesawat yang ada dengan mengintesifkan pemeliharaan agar pesawat selalu siap," ungkapnya.
Sementara Danlanud Suryadarma Kalijati Subang, Tahyodi melalui Kapentak Mayor Sus Muslihudin menjelaskan rute penerbangan yang ditempuh NJJ yaitu dimulai dari Lanud Suryadarma menuju Lanud Wiriadinata Tasikmalaya, dilanjutkan ke Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta, dan Lanud Abd Saleh Malang (RON).
Setelah itu keesokan harinya, Jumat (24/10/2014) rombongan melanjutkan penerbangan dari Lanud Abd Saleh menuju Lanud Ngurah Rai Bali. Kemudian mereka akan kembali lagi menempuh rute, Ngurah Rai – Pangkalan TNI AL Juanda, Lanud Adi Sucipto (RON), Lanud Sukani dan berakhir di Lanud Suryadarma Kalijati lagi.(Yusuf Adji/A-147)***
[pikiranrakyat]

RSUD Kab. Subang Kekurangan Tenaga Medis Spesialis

     

SUBANG, (PRLM).- Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang masih kekurangan tenaga dokter spesialis. Selain itu, sebanyak 70 tempat tidur di empat ruangan yang ada di RSUD Subang kondisinya sudah tidak layak pakai.
Hal itu dikatakan Direktur RSUD Kabupaten Subang, Nunung Syuhaeri di sela-sela acara Workshop Akreditasi rumah sakit versi 2012 di Hotel Daffam, Subang, Rabu (22/10/2014).
Dia mengungkapkan tenaga dokter spesialis yang masih kurang, di antaranya dokter jantung, paru-paru, radiologi, bedah, syaraf, dan kandungan.
"Dokter spesialis kami butuh 10 orang lagi, utamanya untuk pelayanan penyakit dalam dan penyakit lainnya," ujarnya.
Dia mengatakan walaupun tenaga dokter spesialis masih kurang, pelayanan kepada pasien tetap berjalan tetapi kurang optimal. "Kami mohon maaf kalau di poliklinik harus antri karena jumlah dokternya kurang," katanya.
Nunung mengaku pihaknya sudah mengajukan tambahan dokter ke Provinsi Jawa Barat, termasuk ke beberapa universitas. "Walaupun dokter spesialis di Indonesia banyak, tetapi umumnya lebih memilih di perkotaan karena pertimbangan gaji,” ujarnya.
Selain itu, Nunung juga mengungkapkan kendala lain yang dihadapinya yaitu terdapat sebanyak 70 tempat tidur di empat ruangan saat ini sudah kondisi tidak layak pakai. Akibatnya pelayanan terhadap pasien menjadi sering terganggu, utamanya ketika jumlah pasien membludak. "Mudah-mudahan ke depan perbaikan bisa dilakukan bertahap," katanya. (Yusuf Adji/A-88)***
[pikiranrakyat]

Bawa Data KHL, Buruh Subang Duduki Gedung DPRD


Rabu, 22 Oktober 2014 12:02
TINJAU SUBANG- Puluhan massa dari aliansi buruh Subang (ABS) menduduki gedung DPRD di Jl. Dewi Sartika, Subang, Rabu (22/20/2014). Kedatangan mereka guna menyampaikan hasil survey KHL yang dilakukan ABS."Kita kesini untuk menyampaikan hasil survey KHL, totalnya Rp2.346.434. Survey dilakukan selama seminggu di pasar Ciasem, Kalijati, dan Kasomalang," kata kordinator ABS, Saputra kepadaTINTAHIJAU.com, Ra...bu (22/20/2014)
Survey dilakukan kepada 60 item sesuai Permen no 13/2003 tentang KHL.Sesuai klasifikasi survey dilakukan kepada harga makanan-minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi dan tabungan.Terkait UMK, aktivis buruh lain, Wira menambahkan, ABS meminta UMK berada sekitar 25% di atas KHL, atau sekitar Rp2,4 juta. Permintaan angka UMK itu lebih besar dari tahun berjalan yang hanya sebesar Rp1,6 juta. "Minimal Rp2.4 juta," katanya.Penyampaian hasil survey KHL dilakukan para buruh dengan menggelar audiens bersama anggota DPRD. Sayangnya, tidak ada satupun anggota wakil rakyat itu menemui mereka karena sedang ada agenda keluar kota.Para buruh ini akhirnya diterima pihak Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigras (Disnakertrans) Subang. Mereka melakukan diskusi di ruang Badan Musyawarah di lantai 2 Gedung DPRD. [annas nashrullah]

Rumput Langka,Peternak Mulai Gunakan Daun Pisang untuk Pakan


Rabu, 22/10/2014 - 18:26
SUBANG, (PRLM).- Sejumlah peternak sapi di beberapa daerah Kabupaten Subang mulai menggunakan batang dan daun pisang untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya. Kondisi itu sudah berlangsung hampir satu bulan, mereka kesulitan mendapat rumput karena kemarau panjang.
...
"Kalau sebulan lalu rumput masih bisa kami peroleh walaupun harus keliling dulu menempuh jarak jauh. Sekarang kondisinya sudah parah, rumput semakin susah. Jadi kami terpaksa mencari pakan alternatif supaya kebutuhan harian pakan ternak bisa terpenuhi," ujar Ade Rahmat warga Aul, Desa Cirangkong Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang, Rabu (22/10/2014).
Dia mengaku akhirnya menggunakan gebog/batang pohon pisang dan daunnya untuk pakan. Sebab berdasarkan informasi gebog dan daun pisang sudah biasa digunakan peternak untuk pakan sapi. Selain memanfaatkan pohon pisang yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, sering pula mencari ke bukit.
"Semua pohon pisang maupun daunnya bisa dijadikan pakan. Tapi, sepertinya sapi lebih menyukai pohon pisang Manggala dan Kole. Susahnya gebog pisang ini tak bisa disimpan lama, jadi setiap hari harus habis," ujarnya.
Dijelaskannya, kebutuhan pohon pisang untuk pakan ternak tergantung besar kecilnya ukuran pohonnya. Namun biasanya sehari sapi dewasa bisa menghabiskan satu hingga dua pohon pisang. "Gebog pisang jadi pilihan karena biayanya murah. Soalnya dedak dan ampas tahu harganya mahal. Sebelum dijadikan pakan gebog pisang bagian luarnya dikelupas dulu, lalu dipotong-potong ukuran kecil baru diberikan ke sapi," katanya. (Yusuf Adji-"PR"/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/301837

Harga Daging Ayam di Pantura Anjlok

Posted on by in , with 0 Comments

ayam
SUBANG,TVBERITA.COM- Harga daging ayam potong atau broiler di sejumlah pasar di Pantura Subang anjlok. Satu kilogram daging ayam potong hanya dihargai Rp18 ribu, padahal sebulan lalu harganya masih sekitar Rp24 ribu. Anjloknya harga daging ayam ini dikarenakan jumlah pasokan sangat banyak.
Sementara permintaan pembeli menurun. Wati, salah seorang pedagang daging ayam potong di pasar tradisional Pamanukan mengatakan, sejak awal bulan Oktober harga ayam potong terus mengalami penurunan. “Saat ini harganya sekitar Rp 18 ribu, padahal sebulan lalu harganya masih Rp 24 ribu,” kata Wati kepada TVBERITA.COM (Group TVBerita,com), Rabu (22/10).
Dikatakan, turunnya harga daging ayam ini karena permintaan berkurang, sementara pasokan bertambah. “Sehingga harganya anjlok dan jika permintaan terus berkurang maka semakin anjlok,” katanya.
Kendati harga turun, kata Wati, namun daya beli masyarakat untuk konsumsi rumah tangga masih tetap minim. “Saat ini, para pedagang hanya bisa menjual ayam skala besar kepada warga yang akan melaksanakan hajatan,” jelasnya.
Sebab, kata Wati, sejak memasuki bulan Dzulhijah, permintaan ayam potong untuk kebutuhan hajatan sangat tinggi. Sememntar untuk kebutuhan rumah tangga menurun walaupun harga ayam sedang murah.
Salah seorang pembeli, Endang Wahyuni mengatakan, dia selaku ibu rumah tangga berharap harga daging ayam yang berangsur turun ini bisa bertahan dan tidak naik lagi karena mempengaruhi daya beli masyarakat.
Berdasarkan pantauan TVBERITA.COM di beberapa pasar yang ada di wilayah Pantura Subang, umumnya harga ayam potong menurun dikisaran harga Rp18 – 20 ribu per kilogram.
(ahy)
[tvberita]

Potensi Wisata Subang Belum Digarap Maksimal

Posted on by in with 0 Comments

wisata subang sariater
SUBANG,TVBERITA.COM– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang dinilai belum memaksimalkan potensi wisata. Padahal di kota nanas tersebut banyak memiliki tempat wisata yang menawan. Pemerhati parawisata Subang, Rudi Abdul Latif mengatakan, belum tergarapnya sejumlah objek wisata baik yang ada di selatan maupun pantai utara Subang, karena belum fokusnya pemerintah dalam pengembangan daerah wisata.
“Ingin seperti apa, belum ada kefokusan dari pemda Subang untuk pengembangan objek wisata,” katanya, Rabu (22/10).
Padahal, kata Rudi, daerah Subang yang memilik posisi bagus, karena posisinya yang lengkap. Pasalnya, dengan kawasan yang cukup luas, Subang juga memiliki titik-titik yang bagus, seperti diselatan ada pengununggan, di tengah terhampar pesawahan, dan di utara Subang terdapat pantai utara yang masih terlihat semrawut.
“Masalah yang paling nyata itu soal infrastruktur, termasuk jalan,kalau belum baik,inevstor juga malas ke situ. Selain itu ya promosi, beruntung di selatan ada satu objek wisata yang dikelola dengan baik dan akhirnya Subang selatan sudah di kenal publik,” paparnya.
Menurutnya, tutur khusunya di daerah selatan, masih banyak lagi potensi wisata yang harus di kembangkan seperti Curug Cijalu, Curug Bentang, Curug Cileat, Batu Kapur dan objek wisata alam lainya.” Itu belum tergarap secara baik, padahal objek wisata itu terhitung dekat, baik dari Jakarta maupun Bandung,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembangan sektor pariwisata merupakan pekerjaan yang harus diselsaikan secara bersama-sama dan bukan hanya tanggung jawab satu intansi maupun lembaga.” Selain pemerintah fokus perbaikan infrasetruktur dan publikasi, juga harus ada komitmen bersama untuk mengembangkannnya.” Kata Rudi yang juga ketua Ormas Pro Rakyat.
Warga Kecamatan Cisalak, Iwa Kartiwa berpendapat senada, menurutnya banyak objek wisata di kabupaten ini yang belum digarap pemkab setempat. Salah satu contoh yakni kawasan objek wisata Curug Cileat di Kampung Mayang, Desa Gardu Sayang, Kecamatan Cisalak, Subang. Selain pengelolan kawasan objek wisata yang kurang optimal, akses jalan menuju kawasan wisata pun masih memprihatinkan.
“Tempat wisata itu terdiri dari tujuh air terjun (curug), namun sayang pengelolaannya tidak oleh pemda. Padahal bila dikelola secara baik tentunya bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD),” kata Iwa.
Akan tetapi, untuk memasuki tempat wisata Curug Cileat, lanjutnya, akses jalan masih memprihatinkan. Bahkan jalan tersebut sudah bertahun-tahun, belum beraspal. “Akses jalan yang baik tentunya dapat menambah minat para pengunjung untuk datang,” pungkasnya.
(zen)
[tvberita]

Kemarau Panjang, Produksi Ikan Asin Meningkat

Posted on by in , with 0 Comments

ikan asin
SUBANG,TVBERITA.COM- Musim kemarau memang waktu yang sangat dinanti-nanti oleh para pengrajin ikan asin di Dusun Tanjung Laut, Desa Muara, Kecamatan Blanakan Subang. Pasalnya, musim kemarau bagi para pengrajin ikan asin di Desa Muara Blanakan justru sangat memberikan keuntungan tersendiri bagi penggolah ikan asin.
 
Sementara permintaan pembeli menurun. Wati, salah seorang pedagang daging ayam potong di pasar tradisional Pamanukan mengatakan, sejak awal bulan Oktober harga ayam potong terus mengalami penurunan. “Saat ini harganya sekitar Rp 18 ribu, padahal sebulan lalu harganya masih Rp 24 ribu,” kata Wati kepada TVBERITA.COM (Group TVBerita,com), Rabu (22/10).
Dikatakan, turunnya harga daging ayam ini karena permintaan berkurang, sementara pasokan bertambah. “Sehingga harganya anjlok dan jika permintaan terus berkurang maka semakin anjlok,” katanya.
Kendati harga turun, kata Wati, namun daya beli masyarakat untuk konsumsi rumah tangga masih tetap minim. “Saat ini, para pedagang hanya bisa menjual ayam skala besar kepada warga yang akan melaksanakan hajatan,” jelasnya.
Sebab, kata Wati, sejak memasuki bulan Dzulhijah, permintaan ayam potong untuk kebutuhan hajatan sangat tinggi. Sememntar untuk kebutuhan rumah tangga menurun walaupun harga ayam sedang murah.
Salah seorang pembeli, Endang Wahyuni mengatakan, dia selaku ibu rumah tangga berharap harga daging ayam yang berangsur turun ini bisa bertahan dan tidak naik lagi karena mempengaruhi daya beli masyarakat.
Berdasarkan pantauan TVBERITA.COM di beberapa pasar yang ada di wilayah Pantura Subang, umumnya harga ayam potong menurun dikisaran harga Rp18 – 20 ribu per kilogram.
(ahy)
[tvberita]

Rabu, 22 Oktober 2014

Banyak Data Kemiskinan Tak Valid


Selasa, 21 Oktober 2014 15:29 WIB
SUBANG,(GM).-
Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Menkokesra, Yaori Titanel menyatakan kekecewaan atas minimnya data kemiskinan secara terpadu. Padahal setiap data sangat penting untuk dasar melakukan pembangunan di segala bidang, walaupun dalam pembuatan data itu sangat sulit.
...
"Tidak sedikit Kabupaten dan kota di Indonesia yang melakukan pendataan ABS (asal bapak senang, red). Ini pengalaman saya berkeliling dan banyak di temukan kesulitan setiap SKPD mengakses data kependudukan padahal dalam data itu bisa melakukan penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan," ujarnya saat asistensi pemanfaatan aplikasi PRC (poverty resource centre) aplikasi pusat data kemiskinan di aula Bappeda Jln. Dewi Sartika Subang, Selasa (21/10/2014).
Ia menjelaskan , mengapa dalam setiap pembuatan data harus berkoordinasi satu dinas dengan dinas lainya karena satu dinas tidak mungkin melaksanakan program penangulangan kemiskinan tersendiri. Sebab tidak bisa selesai dalam tempo singkat seperti halnya pemberian bantuan ternak akan baru dapat dinikmati 8 bulan sampai 2 tahun kemudian.
"Tenggang waktu itulah diperlukan adanya koordinasi dengan dinas lain sehingga pengangualangan kemiskinan itu terelaisasi, belum lagi jumlah penyuluh dan petugas yang mengawasi perlaksanaan program tersebut," jelas Yaori.
Setiap kebijakan dan program harus dirumuska terlebih dahulu dengan mempertimbangkan program sebelumnya. Sebagai mana subang sendiri yang sudah memilki 5 program Gapura tidak akan ada hasilnya bila tidak ada rumusan dan data hasil yang telah dan akan dicapai pada setiap program Gapura.
"Untuk itulah perlunya pemampaatan aplikasi PRC atau aplikasi pusat data sebagai sistem informasi dan data based di kabupaten Subang,"ungkapnya.
Ketua Pokja Data TKPD Kabupaten Subang, Asep Saepul Hayat menyatakan hal sama karena dari beberapa SKPD yang diundang banyak yang tidak hadir seperti dari dinas pendidikan dan beberapa dinas lainya.
"Kami akan tindak lanjuti dan apakah ketidak hadiran mereka itu karena kekurang siapan memeberikan data yang akan di masukan ke PRC padahal dengan masuknya data tersebut akan memeudahkan dalam melaksanakan program kerja di masing dinas intansi," katanya.
[klikgalamedia]

Kemarau Panjang, Petani Subang Alih Profesi Jadi Pembuat Batu Bata

Posted on by in , , with 0 Comments

IMG-20140908-00539
SUBANG,TVBERITA.COM- Ibarat sebuah pepatah, Tak Ada Rotan, Akarpun Jadi. Pepatah itu nampaknya dimanfaatkan betul oleh sejumlah petani di wilayah pantura Subang yang saat ini tengah dilanda kekeringan hebat akibat kemarau panjang.
 
Ribuan hektar lahan sawah di kawasan Pantura Subang akibat kemarau panjang saat ini tidak bisa digarap untuk ditanami padi karena minimnya pasokan air dan hampir seluruh irigasi mengering.
Seperti halnya para petani di desa Rancadaka Kecamatan Pusakanegara yang hampir 90 hektar areal sawah di desa tersebut tak bisa ditanami kini para petani beralih profesi menjadi pembuat batu bata merah.
Rosman salah seorang petani Desa Rancadaka mengaku, “Sejumlah petani memang tidak menyikapi kekeringan dengan kepasrahan. Mereka mulai beralih menjadi pembuat batu bata merah menyusul lahan pertaniannya yang tidak bisa lagi ditanami akibat kekeringan,” ungkapnya kepada Koran Berita (Group TVBerita.com) Senin sore (20/10).
petani pantura pusakanegara dan Pamanukan jadi pencitak bata akibat Kekeringan
petani pantura pusakanegara dan Pamanukan jadi pencitak bata akibat Kekeringan
Menurut Rosman, dirinya bersamaa rekannya yang berjumlah 10 orang, mampu memproduksi 35 hingga 45 ribu bata merah setiap bulan, per seribu bata merah kita jual dengan harga Rp 650 ribu.
“Praktis dengan beralih menjadi pembuat bata merah ini, tiap bulannya mampu meraup keuntungan 2 hingga Rp 3 juta perbulan per orang.” katanya.
Camat Pusakanegara Hj Ela Nurlaela, membenarkan di wilayahnya saat ini para petani banyak yang melakukan aktivitas membuat batu bata. “hampir 75 persen areal pesawahan di kecamatan Pusakanegara mengalami kekeringan hebat, terutama di desa Rancadaka dan Patimban, dua desa tersebut hampir seratus persen lahan sawahnya mengalami kekeringan dan tak bisa ditanami akibat minimnya air,” ungkapnya.
“Memang ini menjadi persoalan yang masih belum bisa kita cari solusinya. Namun dengan adanya alih profesi ini bisa kita jadikan solusi yang tepat dalam mata pencaharian saat kemarau walaupun sawah tidak bisa digarap, para petani di kecamatan Pusakanegara tidak pasrah dan menyerah begitu saja untuk berusaha, mereka bisa merubah lahan sawah yang kering untuk membuat batu bata merah yang hasilnya juga lumayan,” katanya
“Mudah-mudahan dengan beralih profesi para petani masih bisa menghidupi keluarga dan tidak kehilangan mata pencaharian walaupun sawah mereka tidak bisa ditanami,” pungkasnya.
(ahy)
[tvberita]

Gara-gara Pemda Subang Nunggak Rp8 M, RSUD Kelabakan

Posted on by in , with 0 Comments

rsud subang tempo
SUBANG,TVBERITA.COM- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Subang masih kekurangan tenaga dokter spesialis, di antaranya dokter jantung, paru, radiologi, bedah, syaraf, dan dokter kandungan. Selain itu, sebanyak 70 tempat tidur di empat ruangan RSUD Kabupaten Subang sudah dalam kondisi tidak layak pakai. Akibatnya pelayanan terhadap pasien di RSUD Subang sering terganggu.
 
Direktur RSUD Kabupaten Subang, dr Nunung Syuhaeri mengatakan, sampai saat ini RSUD Subang masih kekurangan tenaga dokter sepsialis. Adapun dokter yang perlu ditambah dan belum ada itu adalah dokter jantung, paru, radiologi, bedah, syaraf dan dokter kandungan.
“Kalau Dokter umum cukup dua orang lagi, sedangkan untuk dokter spesialis kita masih kekurangan sebanyak 10 orang lagi untuk pelayanan penyakit dalam dan penyakit lainnya,” ujarnya saat di temui TVBERITA.COM (Group TVBerita.com) dalam acara Workhop akreditasi rumah sakit versi 2012 di hotel Daffam, Subang, Selasa (21/10).
Nunung tidak mengelak bahwa kendala RSUD juga diakibatkan lantaran tunggakan Pemda Subang. Bahkan katannya, tunggakan pembiayaan di RSUD Kabupaten Subang hingga November 2013 mencapai Rp8,8 miliar. Akibatnya, pelayanan RS Ciereng Subang, kelabakan harus menanggung pembiayaan Jamkesda yang masih menugak tersebut.
“Tunggakan dana Jamkesmas dan Jamkesda jumlahnya cukup signifikan. Sampai bulan November 2013 mencapai Rp 8,8 miliar,” kata dia.
Nunung mengaku belum tahu kapan tunggakan dana jaminan kesehatan yang ditanggung pemerintah pusat dan daerah itu akan dibayar. Gara-gara tunggakan tersebut katanya operasional pelayanan medis kelabakan “Terutama dalam soal pengadaan obat,” ujarnya.
Adapun upaya merekrut kekurang para dokter, Nunung mengaku sudah mengajukan ke Provinsi Jawa Barat, bahkan sudah meminta kepada Universitas-universitas yang ada di Indonesia. ”Upaya ke berbagai Universitas dan permohonan ke provinsi itu sudah kita lakukan selama dua tahun yang silam,” ungkapnya.
Padahal para dokter spesialis di Indonesia banyak,namun mereka lebih memilih di perkotaan dengan pertimbangan gaji. ”Iya pertimbangan lokasi dan salary,” paparnya.
(zen)
[tvberita]

Selasa, 21 Oktober 2014

Pantai Cirewang- Desa Pangarengan

Senin 20 oktober 2014
Facebooker Subang berencana mengadakan program penanaman pohon mangrove di sepanjang pantai utara legonkulon,oleh karena itu ketiga member fbs saya Kang Ajay, Bos Yan Dan Indra mensurvey situasi terkini keadaan pantai cirewang yang berada di desa pangarengan.rencaananya ketiga member fbs menanyakan kepada dinas kehutanan bagai mana untuk mendapatkan pohon mangrove dan bagai mana cara menanam nya.
selamatkan lah pantai utara subang dari ancaman Abrasi

 




 







Dimanfaatkan 4.000 Warga Desa Bobos dan Pangarengan


 Selasa, 21 Oktober 2014 10:00
Melihat Kondisi Jembatan Gantung Berusia 26 TahunInfrastruktur jalan dan jembatan di wilayah utara (Pantura) Subang masih perlu perhatian serius. Salahsatunya jembatan gantung yang menghubungkan Desa Bobos dengan Desa Pangarengan Kecamatan Legonkulon. Ada ribuan warga yang aktivitasnya tergantung jembatan tersebut. ...Meski jembatan gantung cukup kuat, tapi tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Sudah 26 tahun warga menggunakan jembatan gantung itu.DADAN RAMDAN, LegonkulonMenurut Kepala Desa Bobos Wara Rusmayanto, saat ditemui di kantornya, keberadaan jembatan tersebut sebagai penghubung antarkampung di Desa Bobos dan satu kampung di Desa Pangarengan. Dijelaskannya, ada empat kampung yang termasuk wilayah Desa Bobos yaitu Kampung Wanajaya, Padek, Kalimukti dan Pulosawah. Sedangkan satu kampung lagi yaitu Kampung Kalen Balong yang termasuk wilayah Desa Pangarengan juga memanfaatkan jembatan gantung tersebut yang melintas di atas Sungai Cipunagara.“Ada sekitar 4000-an warga di lima kampung itu yang memanfaatkan jembatan gantung ini. Satu lagi kampung Kalen Balong Desa Pangarengan, warga Kalen Balong lebih memilih untuk melintasi jembatan itu, kalau ingin ke Bobos atau Pamanukan, jaraknya lebih dekat,” katanya. Jembatan gantung yang melintas diatas Sungai Cipunagara itu dibangun sekitar tahun 1996 dan sudah mulai digunakan warga pada tahun 1998.Saat ini pihak Pemerintahan Desa menunjuk Ketua LPM Desa yaitu Uung R Agil untuk mengelola jembatan itu. Setiap warga yang melintas memberi sumbangan sukarela untuk perawatan jembatan, juga sebagai pendapatan asli desa. Desa menugaskan dua warga yaitu H Eman dan Udeh untuk menjaga jembatan itu, setiap dua minggu digilir.“Jadi setiap dua minggu sekali yang bertugas gantian, hasilnya disetor ke desa sebagai pendapatan asli desa untuk perawatan dan honor yang jaga,” ujarnya.Menurut Wara, dulu sebelum ada jembatan itu, alat penghubung antar kampung memakai perahu. Karena sering banjir dan air Sungai Cipunagara cukup deras, akhirnya tahun 1996 dibangun jembatan gantung.“Untuk perawatan biasa kita gunakan dana swadaya, tapi kalau rusaknya parah kita usulkan ke pemerintah Kabupaten dan Provinsi. Kalau diperbaharui lagi dibutuhkan anggaran sekitar Rp500 jutaan, kita pernah mengusulkan ke tingkat provinsi, tapi belum terealisasi,” tuturnya.Sementara Udeh, penjaga jembatan gantung itu mengaku pendapatan sehari-hari dari sumbangan sukarela warga tidak menentu. “Namanya juga sukarela tidak tentu, ya kisaran 50 hingga 100 ribu per harinya, uangnya kita setor ke pengelola,” ujarnya.Alas jembatan gantung sepanjang sekitar 80 meter itu terbuat dari kayu yang ditempelkan pada alas besi. Hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua dan tiga serta pejalan kaki. Sudah terjadi kerusakan di beberapa bagian, namun tetap dilakukan perawatan rutin.(*/man)
[pasundanexpres]

Camat Keluhkan Galian Pipa Gas PT Evolution


 Selasa, 21 Oktober 2014 10:00
SUBANG-Proses galian tanah crossing untuk pemasangan pipa gas ke PT Evolution tidak menempuh izin ke pihak Pemerintah Kecamatan Purwadadi. Hal itu dikeluhkan Camat Purwadadi Rahmat Efendi. Sebab, bekas galian tanah tidak diperbaiki dengan rapih seperti semula hingga dikeluhkan masyarakat.Galian pipa itu sepanjang jalan Kali...jati-Purwadadi dari Desa Kaliangsana, Kecamatan Kalijati hingga PT Evolution yang berada di Kampung Kaliangbawang, Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi.Selain itu menurut Rahmat, hingga kini tidak ada sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya galian pipa gas tersebut. Apalagi saat ini bekas galian merusak jalan hingga mengganggu masyarakat dan pengguna jalan.Camat Purwadadi Rahmat Effendi mengakui, sejauh ini dirinya hanya menerima surat pemberitahuan saja terkait galian pipa gas milik PT Evolution. Surat edaran itu pun masih bertandatangan Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan H. Umar ST, tertanggal 2 Mei 2014. Kini sudah digantikan oleh Ir Besta Basuki. Padahal dalam surat rekomendasi dari Dinas Bina Marga, PT Evolution diperingatkan agar kembali memperbaiki bekas galian crossing dan tidak mengganggu fungsi perlengkapan jalan.“Dulu ada dari perwakilan perusahaan datang ke sini. Itu pun di lakukan oleh mandornya. Yang hanya memberikan surat pemberitahuan. Padahal, adanya galian pipa gas itu sangat berbahaya bagi keselamatan masyarakat dan efeknya seperti apa, tidak pernah dijelaskan sampai saat ini,” katanya kepada Pasundan Ekspres, Senin (20/10).Seharusnya kata Rahmad, galian tersebut seharusnya dengan menggunakan cara yang baik dan sesuai prosedur yang ada, dengan melibatkan unsur pemerintah kecamatan. Sebab ketika terjadi permasalahan di lingkungan yang paling utama bertanggung jawab adalah pihak kecamatan. “Tapi sayangnya selama ini pengerjaan proyek penggalian pipa gas yang diambil dari pipa Pertamina ini tidak ada upaya apapun yang dilakukan. Terkesan tidak menghiraukan permasalahan yang sangat fatal ini. Contohnya jalan sepanjang galian pipa gas berdebu dan kacau, tak karuan,” terangnya.Dalam waktu dekat ini lanjutnya, pihaknya akan mencoba kembali berkoordinasi dengan pihak PT. Evolution agar permasalahan yang ada sekarang ini bisa terselesaikan secara baik dan prosedur yang ada.“Kami waktu terdekat ini akan berupaya koordinasi kembali dengan mendatangai pihak perusahaan. Dengan meminta kejelasan dan tanggung jawab terkait dampak lingkungan yang membuat bahu jalan tak beraturan,” tandasnya.Hingga berita ini diturunkan, manajemen PT Evolution belum berhasil ditemui. Sebab pabrik ban tersebut masih dalam proses pembangunan.(gal/man)
[pasundanexpres]

Buruh Subang Minta Perda Tenaga Kerja


 Selasa, 21 Oktober 2014 12:06
TINJAU SUBANG- Sekitar 500-an buruh Subang yang tergabung dalam konfederasi serikat pekerja seluruh Indonesia (SPSI) mendesak pemerintahan setempat menerbitkan Perda Tenaga Kerja.Desakan itu disampaikan saat menggelar aksi damai di depan Pendopo Bupati, Jl. Dewi Sartika, Subang, Selasa (21/10/2014).
...
"Mendesak agar pemerintah membuat Prda Ketenaga Kerjaan," kata Korlap Aksi Henri Agustian Nasution kepada TINTAHIJAU.com.Dalam perda tenaga kerja itu, kata Henri, salah satunya mengakomdir dan menjamin hak buruh, seperti upah minimum, penghapusan outsourching dan hak buruh lainnya. "Dalam UU memang sudah ada, tapi realisasinya tidak ada," imbuhnya.

Selain mendesak diterbitkannya Perda Tenaga Kerja, massa buruh juga mendesak kenaikan UMK 2015 sebesar 35% dari tahun sekarang atau menjadi sebesar Rp2.2 juta dan mencantumkan 84 item KHL dari 60 item yang berlaku tahun ini."Kita mendesak tolak penangguhan upah minimum, laksanakan jaminan pensiun wajib bagi buruh pada Juli 2015 dan hapus outsourching khususnya di BUMN dan pengangkatan pekerja tetap seluruh pekerja ourtsourching," jelasnya.

Tuntutan terakhir buruh adalah pemerinta didesak menjalankan wajib belajar 12 tahun dan beasiswa bagi anak buruh hingga perguruan tinggi. Aksi dokawal ratusan aparat kepolisian. Hingga adzan Dzuhur berkumandang, aksi masih berlangsung. [annas nashrullah]
[tintahijau]

Reformasi Birokrasi di Pemkab Subang Dinilai Gagal


 Selasa, 21 Oktober 2014 12:29
TINJAU SUBANG- Agenda reformasi birokrasi di kabupaten Subang dinilai gagal atau belum sepenuhnya terlaksana. Ini disebabkan kaum birokrat ditenggarai belum memiliki kemauan untuk mewujudkan perubahan itu.Hal itu disampaikan massa dari Subang Integration Forum dalam aksi damai di depan Pendopo Bupati, Jl. Dewi Sartia..., Selasa (21/10/2014). "Reformasi birokrasi sampai saat ini belum ssepenuhnya berhasil, karena dari dalam birokrasi tidak mau berubah," kata Ketua Preisidium SIF Andi Lukman Hakim.Salah satu penghambat reformasi birokrasi yang dijanjikan Bupati Ojang Sohandi diantaranya aparatur pemerintah sendiri. Menurut Andi, problem besar yang ada di tubuh birokrasi adalah masih tertanamnya nilai dagang saat bekerja."Akibatnya birokrasi berfikir untung rugu ketika bekerja layaknya seorang pedagang," tegasnya.SIF memberi catatan yang harus diperbaiki, seperti masih banyak kebocoran anggaran yang berdampak pada minimnya serapan PAD, alih fungsi laha produktif menjadi kawasan industri, upah buruh minim dinilai sebagai bentuk penindasan rakyat, dan tidak adanya strategis dan skala prioritas pembangunan."Jelaslah sudah bahwa dalam satu tahun kepemimpinan Ojang-Imas tidak pernah terjadi reformasi birokrasi secara utuh sehingga dapat menghambat visi misi dan akhirnya Subang selalu berjalan di tempat tanpa arah tujuan," tandasnya.Usai menyampaikan aksinya, massa yang diantaranya berasal dari GMNI, Buruh dan beberapa organ lainnya kemudian membubarkan diri dengan tertib. [annas nashrullah]
[tintahijau]

Perbaikan Permanen Bendung Leuwinangka Segera Dilaksanakan


Senin, 20/10/2014 - 20:56
SUBANG, (PRLM).- Perbaikan permanen Bendung Leuwinangka di Kelurahan Dangdeur Kecamatan/Kabupaten Subang yang jebol empat tahun lalu tak lama lagi akan dilaksanakan.
Realisasi pembangunannya akan dilaksanakan mengguna pola multiyears, mulai tahun ini hingga 2015 mendatang dengan nilai total anggaran mencapai Rp 60 miliar dengan sumber dana dari APBN.
Hal itu dikatakan anggota DPRD Kabupaten Subang, Lutfi Isror alfaroby, Senin (20/10/2014). Dia mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi dari Balai Besar Wilayah Sungai terkait kepastian pembangunan permanen bendung Leuwinangka yang perbaikannya baru bersifat tanggul darurat. Anggarannya multi year, telah dialokasikan dalam APBN perubahan 2014 dan dilanjutkan pada APBN murni 2015.
"Bila tak ada halangan, kemungkinan Oktober atau awal November pelaksanaannya sudah bisa dimulai. Sebab informasi dari BBWS, pemenang lelangnya sudah ada jika tidak ada sanggahan lima hari ke depan, maka pekerjaannya bisa segera dilaksanakan," katanya.
Dikatakan Lutfi, pembangunan permanen Bendung Leuwinangka sangat mendesak dilaksanakan supaya distribusi air melalui jaringan irigasi bisa optimal. Sebab Leuwinangka mengairi areal sawah di tiga kecamatan yaitu Subang, Pagaden Barat dan Pagaden dengan luas areal mencapai ribuan hektar.
Kondisi saat ini dengan perbaikan menggunakan tanggul darurat distribusi air tak optimal, malahan ada beberapa areal sawah yang minim pasokan airnya. "Perbaikan permanen Bendung Leuwinangka, sesuai jadwal ditargetkan bisa selesai pertengahan tahun 2015," katanya.
Dijelaskan Lutfi, ada beberapa faktor yang menyebabkan perbaikan permanen bendung Leuwingka terlambat. Selain terhambat tahun politik, pembuatan grand desain Bendung Leuwinagka menggunakan bantuan konsultan asing.
"Jadi tahun 2013 lalu, ternyata difokuskan dulu kepada grand desain bangunan, apalagi mulai perencanaan konsultan dari Jepang sudah dilibatkan, mudah-mudahan tak ada hambatan lagi jadi bisa segera dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan," ujarnya.
Sementara itu seorang warga warga Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat, Dede mengaku gembera ketika mendapat kabar tersebut. Dia berharap kabar akan dilaksanakannya perbaikan permanen bendung Leuwinangka bisa segera direalisasikan. Sebab sejak bangunan utamanya jebol, pasokan air menjadi tak optimal.
"Mudah-mudahan, kesulitan air yang dialami petani disini selama hampir empat tahun terakhir, utamanya pada saat musim kemarau bisa segera teratasi, dan pasokan air melalui jaringan irigasi bisa normal lagi seperti sebelum tanggulnya jebol," ujarnya.(Yusuf Adji/A-89)
[pikiran-rakyat]