Selasa, 21 Oktober 2014 12:29
TINJAU SUBANG- Agenda reformasi birokrasi di kabupaten Subang dinilai gagal atau belum sepenuhnya terlaksana. Ini disebabkan kaum birokrat ditenggarai belum memiliki kemauan untuk mewujudkan perubahan itu.Hal itu disampaikan massa dari Subang Integration Forum dalam aksi damai di depan Pendopo Bupati, Jl. Dewi Sartia..., Selasa (21/10/2014). "Reformasi birokrasi sampai saat ini belum ssepenuhnya berhasil, karena dari dalam birokrasi tidak mau berubah," kata Ketua Preisidium SIF Andi Lukman Hakim.Salah satu penghambat reformasi birokrasi yang dijanjikan Bupati Ojang Sohandi diantaranya aparatur pemerintah sendiri. Menurut Andi, problem besar yang ada di tubuh birokrasi adalah masih tertanamnya nilai dagang saat bekerja."Akibatnya birokrasi berfikir untung rugu ketika bekerja layaknya seorang pedagang," tegasnya.SIF memberi catatan yang harus diperbaiki, seperti masih banyak kebocoran anggaran yang berdampak pada minimnya serapan PAD, alih fungsi laha produktif menjadi kawasan industri, upah buruh minim dinilai sebagai bentuk penindasan rakyat, dan tidak adanya strategis dan skala prioritas pembangunan."Jelaslah sudah bahwa dalam satu tahun kepemimpinan Ojang-Imas tidak pernah terjadi reformasi birokrasi secara utuh sehingga dapat menghambat visi misi dan akhirnya Subang selalu berjalan di tempat tanpa arah tujuan," tandasnya.Usai menyampaikan aksinya, massa yang diantaranya berasal dari GMNI, Buruh dan beberapa organ lainnya kemudian membubarkan diri dengan tertib. [annas nashrullah]
[tintahijau]